10 Hal UEFA Champions League 2013/2014

95huefacl1314cover.jpg Akhirnya pertengahan minggu kita tidak akan lagi membosankan. UEFA Champions League 2013/2014 akan segera dimulai tidak sampai 12 jam setelah anda membaca artikel ini. Feel excited? Ya, saya pun merasakan hal yang sama dengan anda meski klub idola saya tidak kebagian jatah siaran langsung di stasiun televisi lokal minggu ini.
Tenang saja. Ini baru permulaan. Akan ada puluhan pertandingan yang bisa kita nikmati hingga tanggal 24 Mei 2014 mendatang.Jadi apa yang sebenarnya membuat UCL kali ini menjadi menarik? Atau mungkin sebaiknya kita simpan saja waktu tidur kita dan melewatkannya? 10 hal dibawah ini mungkin bisa membuat anda berpikir dua kali sebelum memilih pilihan yang kedua.
1. Estadio da Luz, Here We Come!
Seperti biasa, seluruh laga penyisihan, baik itu ketika masih grup ataupun sudah memasuki knock-out system, akan berjalan dengan sistem home-away. Kecuali ada kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan, maka hampir mustahil laga akan berjalan di tempat netral. Hanya ketika final lah laga akan ditempatkan di venue yang sudah ditentukan oleh UEFA.
Tahun ini, giliran kota Lisbon yang mendapatkan kehormatan tersebut. Kandang dari SL Benfica, Estadio da Luz akan menjadi venue final UEFA Champions League 2013/2014. Disanalah mahkota dan predikat sebagai klub terbaik Eropa akan dinobatkan kepada klub juara pada bulan Mei 2014 yang akan datang.
Keputusan memilih da Luz sebagai tempat puncak acara UCL 13/14 sudah ditentukan oleh komite eksekutif EUFA sejak tahun 2012. Saya rasa pemilihan tersebut juga bukan tanpa alasan. Meski ini adalah kali pertama mereka menggelar final UCL, namun jangan lupakan bahwa disini adalah tempat ketika Yunani berhasil menjuarai EURO pada tahun 2004. Historical.
2. Luis Figo, The Ambassador
Tidak semua orang bisa menjadi ambassador untuk laga sekelas final UEFA Champions League. Jadi tentu saja adalah sebuah kebanggan besar bagi seorang pemain apabila ia terpilih untuk menjalankan tugas tersebut.
Sudah menjadi sebuah kebiasaan dimana ambassador yang dipilih merupakan pemain besar dari negara tempat venue final pada tahun tersebut. Setidaknya hal itu bisa terlihat ketika UEFA memilih Riyat Dasayev (2008), Bruno Conti (2009), Emilio Butragueno (2010), Gary Lineker (2011), Paul Breitner (2012), dan Steve McManaman (2013) sebagai “wakil” UEFA untuk laga final.
Tahun ini, giliran Luis Figo yang mengemban tugas tersebut. Tentu bukan sebuah keanehan ketika UEFA memilih Figo sebagai ambassador laga final musim ini. Ia adalah salah satu legenda hidup sepakbola Portugal. Siapapun pasti mengetahui betapa hebatnya pemain yang pernah dilempar kepala babi oleh Boixos Nois ini.
3. Dimana Grup Paling Menarik Yang Sebenarnya?
Mencari-cari grup yang diisi oleh klub-klub dengan kekuatan hampir merata memang menjadi salah satu bagian paling menarik dalam babak penyisihan grup UEFA Champions League di setiap musimnya. Setiap klub pasti berharap akan masuk ke dalam grup dimana isinya mungkin diatas kertas masih memiliki kualitas yang berada dibawah mereka. Namun terkadang, semua itu hanyalah sekedar harapan semata.
Musim ini, ada dua grup yang dianggap sebagai grup neraka. Di grup F terdapat Arsenal, Borussia Dortmund, Olympique Marseille, dan SSC Napoli. Sedangkan di grup H terdapat FC Barcelona, Glasgow Celtic, AC Milan, dan Ajax Amsterdam. Jadi dimana grup yang sebenarnya paling kompetitif dan menarik untuk ditonton?
Sebenarnya itu semua kembali lagi ke pilihan kita sendiri. Bagi saya pribadi, klub idola saya juga memiliki grup yang sangat menarik setelah mendapati Bayer Leverkusen, Real Sociedad, dan Shaktar Donetsk. Atau coba lihat grup B dimana terdapat Real Madrid, Juventus, Galatasaray, dan  FC Kopenhagen. Grup G juga sangat sayang untuk dilewatkan jika melihat ada Atletico Madrid, FC Porto, Austria Wien, dan Zenit St. Petersburg disana.
Jadi tugas kita hanya memilih pertandingan mana yang akan kita tonton. Saya jamin seluruh laga memiliki “cerita” masing-masing yang membuat mereka menarik untuk disaksikan.
4. No Debutant
Tahun 2010, ada FC Twente, Bursaspor, dan MSK Zilina yang menjalani debut. Tahun 2011, Trabzonspor dan Otelul Galati yang mendapati kebanggan tersebut. Tahun 2012, adalah Montpellier dan FC Nordsjælland yang menjadi debutan. Tahun ini? Nihil!!!
Sebenarnya Ludogorets Razgard dan Pacos de Ferreira bisa saja menjalani debut mereka musim ini seandainya langkah mereka dinaungi oleh keberuntungan. Klub pertama harus gugur setelah secara aggregate kalah 2-6 dari FC Basel. Sedangkan Pacos dibantai habis-habisan oleh Zenit St. Petersburg  dengan aggregate 3-8.
Anda berdua kurang beruntung nampaknya. Bisa dicoba lagi musim depan.
5. Welcome Back…………………
Meski tidak ada yang menjalani debut, namun ada beberapa klub yang nampaknya kembali sukses mecapai babak penyisihan grup setelah sempat menghilang dari peredaran UEFA Champions League 2013/2014.
Yang pertama paling menarik perhatian jelas adalah Real Sociedad. Secara mengejutkan, mereka berhasil duduk di peringkat empat klasemen akhir La Liga musim 2012/2013. Ini berarti, mereka berhak untuk masuk UCL musim ini. Sudah lebih dari 31 tahun mereka vakum berpartisipasi di kejuaraan ini. Tentu akan sangat dinantikan kiprah mereka yang dalam keikutseraannya terakhir kali itu berhasil menembus babak semi-final.
Selain itu, ada juga Anderlecht dari Belgia. Inilah pertama kalinya mereka sukses mencapai babak penyisihan grup semenjak tahun 2006. Sedangkan bagi FK Austria Wien, butuh 29 tahun sebelum akhirnya mereka berhasil kembali melewati babak kualifikasi.
6. The Resurrection of Pep
Setelah berhasil membuat publik sepakbola terkagum-kagum dengan kesuksesannya bersama FC Barcelona di tahun 2009 dan 2011, kini Pep Guardiola telah kembali dengan tim yang berbeda. Kali ini, giliran FC Bayern yang mendapatkan jasa dari mantan pemain Al Ahly tersebut.
Menantikan sepak terjang Pep di ajang UEFA Champions League musim ini tentu menjadi warna tersendiri bagi kita pecinta sepakbola. Setidaknya berdasarkan data yang ada, Barca berhasil dua kali menjadi juara dari empat kesempatan yang mereka rasakan bersama pelatih yang bernama lengkap Josep Guardiola i Sala tersebut.
Sekarang Pep mendapatkan tugas yang tak mudah. Ia dituntut untuk mempertahankan gelar UEFA Champions League yang diraih Bayern bersama Jupp Heynckes musim lalu. Seandainya sukses, maka namanya juga pasti akan tercatat di dalam sejarah sebagai pelatih pertama yang membawa klub yang sama menjadi juara back-to-back di era UCL. Apalagi ini adalah musim pertamanya setelah ia kembali dari “mati suri” selama satu musim.
7. Harga Diri Klub Inggris
Rasanya sekarang saya mulai sedikit paham mengapa Barclays Premier League mengaku-ngaku sebagai liga terbaik di dunia. Barangkali, mereka mengatakan hal tersebut setelah melihat koefisien dan peringkat mereka dalam ranking liga yang dirilis oleh UEFA. Dan kalau memang benar, maka saya sendiri setuju dengan pernyataan tersebut.
Posisi Liga Inggris tidak tergoyahkan di puncak klasemen semenjak tahun 2009. Bersama dengan La Liga milik Spanyol dan Bundesliga milik Jerman, mereka masing-masing mendapatkan jatah empat tim. Meski sebenarnya sekarang adalah La Liga yang berada di nomor satu, setidaknya kita masih menggunakan UEFA Country Coefficients tahun 2012 untuk UEFA Champions League 201/2014.
Namun demikian, kenyataan di lapangan rupanya tidak segambar dengan apa yang mereka raih dalam daftar tersebut. Semakin tahun, prestasi klub-klub Inggris nampak semakin menurun. Chelsea memang berhasil menjadi juara dua edisi silam, tetapi kemana Inggris yang dari tahun 2007-2009 berhasil menempatkan tiga tim nya di babak semi-final secara berturut-turut?
8. La Decima?
Ini adalah sebuah misi yang sudah didengung-dengungkan oleh Real Madrid sejak mereka menjuarai UEFA Champions League pada tahun 2002. Mereka bertekad untuk menjadi klub pertama yang berhasil meraih trofi UCL sebanyak dua digit. Namun naas, semua usaha mereka berakhir sia-sia selama 11 tahun terakhir.
Tentu saja La Decima masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Los Merengues sangat bernafsu untuk bisa mencapainya. Untuk itu, mereka memperkuat tim dengan kembali memecahkan rekor transfer dunia dalam diri Gareth Bale.
Dinahkodai oleh Carlo Ancelotti yang pernah membawa AC Milan menjadi juara UCL pada musim 2002/2003 dan 2006/2007, tentu saja sangat menarik untuk menyaksikan sejauh mana mereka bisa mengembangkan harapan tersebut. Akankah mereka mencapai tanah terjanji? Atau justru malah kembali karam seperti yang sudah-sudah.
9. Milan vs Barca Jilid III
Oke. Saya mulai bosan dengan pertemuan diantara mereka. Meski biasanya pertemuan antar dua klub besar selalu dinantikan, tetapi saya rasa apabila pertemuan tersebut mempertemukan AC Milan dan FC Barcelona, maka banyak dari kalian yang setuju dengan saya.
Ini adalah musim ketiga secara berturut-turut dimana klub yang sama-sama membawa nama kota mereka tersebut bertemu di ajang UEFA Champions League. Dalam dua musim sebelumnya, Barca selalu berhasil “mengangkangi” I Rossoneri. Apabila di musim 2011/2012 Blaugrana sukses berada diatas Milan pada klasemen akhir grup, maka di musim 2012/2013 hasil yang lebih mengecewakan justru didapati oleh klub sekota Internazionale Milan tersebut. Mereka terpaksa angkat kaki setelah kalah aggregate 2-4 pada fase knock-out.
Lalu bagaimana dengan musim ini?
10. Somebody, Please Stop Them
Sadarkah kalian betapa digdayanya klub-klub Spanyol (sebenarnya sih hanya FC Barcelona dan Real Madrid) di UEFA Champions League beberapa tahun terakhir? Apabila El Real sudah menembus babak semi-final dalam tiga musim terakhir, maka El Barca jauh lebih fenomenal. Mereka berhasil menggapai babak tersebut semenjak tahun 2008!!!
Seandainya saja ada yang bisa menghentikan salah satu dari kedua klub ini sebelum babak semi-final, maka saya rasa UCL musim ini akan menjadi salah satu edisi yang paling patut untuk kita kenang.
LihatTutupKomentar