Nama Raoul
Diagne memang tak seharum Zinedine Zidane, Patrick Vieira, Thierry Henry atau
Christian Karembeu. Tapi, faktanya dia andil besar dalam keragaman di timnas
Perancis sekarang ini. Diagne adalah pemain kulit berwarna pertama yang membela
Les Blues. Dia melakukan debut pada 15 Februari 1931 ketika timnas Perancis
dikalahkan Cekoslovakia 1-2.
Setelah itu,
muncul nama-nama imigran lain yang menjadi penggawa Les Blues. Sebut saja Ali
Benouna, seorang muslim keturunan Aljazair dan Larbi Ben Barek, pemain yang
berasal dari Casablanca. Ketiganya menjadi pemberi warna sekaligus pendobrak
batas rasial di sepak bola pada dekade 1930-an.
Latar belakang
Raoul cukup menarik. Kedatangannya ke Perancis sangat dipengaruhi penunjukan
sang ayah, Blaise Diagne yang juga Wali Kota Dakar sebagai perwakilan Senegal
di Majelis Nasional Perancis. Blaise sendiri adalah orang kulit hitam pertama
yang terpilih sebagai anggota majelis tersebut.
Raoul lantas
bergabung dengan Racing Paris pada 1930 sebagai pemain belakang. Dia menjadi
pemain bintang di klub itu hingga akhirnya ditarik ke timnas Perancis. Antara
1931-40, pemain kelahiran Guyana, 10 November 1910 ini bermain 18 kali untuk
Les Blues dan menjadi salah satu pemain yang dibawa pelatih Gaston Barreau ke
Piala Dunia 1938.
Keberadaannya
di timnas Perancis adalah sebuah isyarat bahwa sepak bola bukanlah sebuah
identitas nasional di negeri itu. Sebuah fenomena unik mengingat pada dekade
1930-an, banyak Negara Eropa yang menjadikan sepak bola sebagai bagian dari
kebanggaan nasional.
Setelah era
Diagne, makin banyak pemain imigran dari berbagai Negara yang mencuat dan
menjadi andalan Les Blues. Bahkan, beberapa di antaranya menjadi
bintang-bintang yang membawa keharuman bagi negeri asal Napoleon Bonaparte itu.
Salah satunya adalah Les Blues menjuarai Piala Dunia 1998.
You might also like: