Michel Platini
Michel Fancois Platini (lahir21
Juni 1955) adalah seorang legenda sepakbola dari prancis, ia juga
merupakan mantan pelatih sepakbola, dan kini beliau menjabat sebagai
President UEFA (Organisasi Sepakbola Eropa) sejak 2007.
Sepanjang karir sebagai pemain sepakbola profesional, Patini tercatat pernah membela klub Nancy, Saint-Etienne, dan Juventus. di timnas prancis Platini tercatat sebagai salah satu anggota timnas Prancis yang berhasil menjuarai Piala Eropa 1984, sebuah ternamen yang membuat dirinya terpilih menjadi pemain terbaik dan tampil sebagai pencetak gol terbanyak. Bersama timnas prancis Platini pernah ikut berpartisipasi 3 kali di turnamen Piala Dunia (1978, 1984, 1986), dengan tampil 2 kali sebagai semifinalis.
Di masa timnas Prancis, Platini bersama Alain Giresse, Luis Fernandez, dan Jean Tigana, dijuluki 'Carre Magique' (dari bahasa Prancis yang artinya 'persegi sihir'. Keempatnya merupakan pemain tengah yang sangat disegani sepanjang tahun 1980an.
Platini dikenal sebagai pengumpan dan pengeksekusi tendangan bebas yang handal.
Bermain sebagai seorang gelandang serang, Platini memiliki catatan gol yang melebihi catatan gol striker. Sebagai contoh, catatan golnya pada putaran final Piala Eropa 1984, 9 gol yang ia torehkan, hingga kini belum ada yang dapat menyamai atau bahakan melewati catatan tersebut. Rekor tersebut hanya dapat didekati oleh Van Basten, Patrick Kluivert (Belanda), Alan Shearer (Inggris), Savo Milosevic (Yugoslavia), dan Milan Baros (Rep Ceko) yang masing-masing mencetak 5 gol dan kelima nya tercatat berposisi penyerang.
Di Timnas Prancis rekor 41 golnya baru dapat dilewati Thierry Henry pada tahun 2007.
Sepanjang karir sebagai pemain sepakbola profesional, Patini tercatat pernah membela klub Nancy, Saint-Etienne, dan Juventus. di timnas prancis Platini tercatat sebagai salah satu anggota timnas Prancis yang berhasil menjuarai Piala Eropa 1984, sebuah ternamen yang membuat dirinya terpilih menjadi pemain terbaik dan tampil sebagai pencetak gol terbanyak. Bersama timnas prancis Platini pernah ikut berpartisipasi 3 kali di turnamen Piala Dunia (1978, 1984, 1986), dengan tampil 2 kali sebagai semifinalis.
Di masa timnas Prancis, Platini bersama Alain Giresse, Luis Fernandez, dan Jean Tigana, dijuluki 'Carre Magique' (dari bahasa Prancis yang artinya 'persegi sihir'. Keempatnya merupakan pemain tengah yang sangat disegani sepanjang tahun 1980an.
Platini dikenal sebagai pengumpan dan pengeksekusi tendangan bebas yang handal.
Bermain sebagai seorang gelandang serang, Platini memiliki catatan gol yang melebihi catatan gol striker. Sebagai contoh, catatan golnya pada putaran final Piala Eropa 1984, 9 gol yang ia torehkan, hingga kini belum ada yang dapat menyamai atau bahakan melewati catatan tersebut. Rekor tersebut hanya dapat didekati oleh Van Basten, Patrick Kluivert (Belanda), Alan Shearer (Inggris), Savo Milosevic (Yugoslavia), dan Milan Baros (Rep Ceko) yang masing-masing mencetak 5 gol dan kelima nya tercatat berposisi penyerang.
Di Timnas Prancis rekor 41 golnya baru dapat dilewati Thierry Henry pada tahun 2007.
Awal Karir
Bakat Platini mulai terpantau pada usia 16 tahun, dimana Platini tampil pada turnamen Coupe Gambardella ketika ia membela tim Joeuf junior. Pelatih tim junior Metz
yang menjadi lawannya pada saat itu tertarik engan penampilannya, lalu
merekomendasikannya untuk mengikuti seleksi timnya. Namun sayang
kesempatan itu hilang karna Platini mendapat cidera pada saat itu. Pada
kesempatan kedua untuk bergabung bersama tim favorit masa kecilnya,
Metz. Platini kembali gagal, kali ini disebabkan hasil analisa kesehatan
dari dokter yang menyatakan Platini memiliki gangguan pernapasan dan
jantung lemah.
Setelah gagal
di terima di tim junior Metz, Platini akhirnya di terima untuk bergabung
dengan tim cadangan Nancy yang juga klub tempat ayahnya yang keturunan
Itali pernah berkarir.
KarirBersama Nancy (1972 - 1979)
Bersama tim
cadangan Nancy, Platini dengan cepat berkembang dan membuat klubnya
terkesan dengan penampilannya. Platini mencetak Hat-Trick pertamanya
dalam pertandingan melawan tim cadangan Wittelsheim. Tak pelak atas penampilan-penampilannya yang berkesan, Platini dipromosikan ke tim utama.
Di tim utama Platini untuk pertama kalinya tampil sebagai pemain pengganti melawan Valenciennes. Platini tampil untuk pertama kalinya sebagai starter ketika melawan Nimes pada tanggal 3 Mei 1973.
Pada bulan maret 1974 Platini mengalami keunduran ketika ia dibekap cidera dalam
pertaningan di kandang OGC Nice. Platini tidak tidak dapat menyelesaikan sisa pertandingan pada musim tersebut hingga mengakibatkan ia tidak dapat membantu Nancy menghindari zona degradasi dari Ligue 1.
Namun pada musim berikutnya Platini membanti Nancy promosi kembali ke
divisi pertama. Platini menjadi pemain yang paling penting di timnya
kala itu dengan catatan 17 gol, beberapa gol dicetaknya melalui
tendangan bebas. Saint-Etienne yang kala itu tampil sebagai juara liga prancis pun tersingkir dari Piala Prancis akibat dua gol yang dilesakan oleh Platini.
Sekembalinya Nancy ke Ligue 1
dibarengi dengan pemanggilan Platini untuk mengikutu program wajib
militer yang diselenggarakan negaranya. Hal tersebut membuatnya jarang
untuk mengikuti pertandingan bersama Nancy.
Selepas
kewajiban militernya, penampilan Platini semakin maksimal dan terus
mengundang decak kagum. Timnas Prancis pun tidak lupa mengundanya untuk
berpartisipasi mengikuti ajang Olimpiade Montreal 1976.
Sebelum
mengikuti ajang Piala Dunia pertamanya pada 1978 di Argentina, Platini
memenangkan trofi besar pertama dalam karirnya. Tampil sebagai kapten
Nancy, Platini berhasil berhasil mengalahkan Nice di partai final Piala
Prancis.
Meski sering dibekap cidera, banyak klub yang berminat menggunakan jasanya, diantaranya Paris Saint-Germain dan Saint-Etienne. Setelah kontraknya hampir berakhir bersama Nancy pada 1979, akhirnya Platini memilih bergabung dengan Saint-Etienne.
Karir Bersama Saint-Etienne (1979 - 1982)
Meski sempat
meraih hasil yang cukup baik di ajang Champions Cup (yang kini telah
beganti nama menjadi UEFA Champions League), seperti menang 6-0 atas PSV
pada musim 1979-80,dan menang 5-0 atas Hamburg SV di musim berikutnya,
Platini tidak mampu membawa Saint-Etienne melampaui prestasi klub tersebut yang sebelumnya sempat mencapai babak final pada tahun 1976.
Bersama Verts Les (julukan Saint-Etienne),
Platini sempat menjuarai Liga Prancis pada tahun 1981, namun gagal dua
kali di partai final Piala Prancis setelah dikalahkan Bastia (1981) dan
Paris Saint-Germain (1982).
Karir Bersama Juventus (1982-1987)
Setelah
dianggap kurang berhasil di Saint-Etienne, di tahun 1982 Platini
bergabung engan klub Itali, Juventus. Bersama tim yang seebagian besar
baru saja menjuarai Piala Dunia 1982. Platini sempat mengalami kendala
penyesuaian diri di dalam tim pada awalnya. Hal tersebut ikut
mempengaruhi penampilan Juventus di awal musim, media itali pun terus
mengkritik dan menuntut penampilan yang lebih baik dari Platini untuk
Juventus.
Nyaris
putus asa, Platini pun diisukan akan meninggalkan itali pada liburan
musim dingin di tahun pertamanya bersama Juventus. Perlahan namun pasti,
Platini meningkatkan penampilannya, bersamaan dengan perubahan taktik
yang dilakukan Juventus pada pertenghan musim. Platini pun akhirnya
mampu membawa Juventus hingga partai final Piala Eropa di musim pertama
nya, namun akhirnya kalah dari Hamburg SV di partai final. Sebagai
hiburan kepada para supporter Platini berhasil membawa Juventus
menjuarai Piala Italia.
Pada musi-musim berikutnya Platini tampil semakin baik hingga
memenangkan berbagai gelar bersama Juventus (Juara Liga Itali 1984 dan
1986, Piala Winners Eropa pada tahun 1984, Piala Eropa 1985 dan Piala
Intercontinental 1985).
Bersama Juventus Platini tercatat sebbgai pencetak gol terbanyak di Serie-A untuk tiga musim berturut-turut (1982 - 1985).
Pada tahun 1984 dan 1985 Platini terpilih sebagai Player of The Year oleh majalah World Soccer.
Pada
final Piala Eropa tahun 1985 dimana Platini tampil sebagai juara
bersama Juventus, Ia pun sekaligus menjadi saksi sejarah tragedi Heysel
yang pada pertandingan tersebut terjadi kerusuhan yang mengakibatkan 39
orang meninggal dan 600an orang lika-luka.
Setelah
Piala Dunia 1986 di Meksiko, Platini menghabiskan satu musim lagi di
Juventus sebelum pensiun dari sepakbola pada Juni 1987.
Internasional Karir
Setelah penampilan memukau Platini pada turnamen Coupe Gambardella,
Platini dipanggil untuk pertama kalinya untuk menjadi anggota Timnas
Junior Prancis. Debutnya tercatat pada tanggal 26 September 1973.
Di
tim Junior Platini ikut memiliki andil ketika meloloskan Prancis ke
babak utama Olimpiade Montreal, 1976. Pada pertemuan pertama babak
kualifikasi Olimpiade melawan Rumania. Platini membawa Prancis yang
bertindak sebagai tuan rumah, memenangi pertandingan dengan skor 4-0,
dan seri 1-1 pada pertemuan kedua di kandang Rumania.
Penampilan
apik Platini menggoda Pelatih Timnas Senior Prancis pada saat itu,
Michel Hidalgo untuk memanggilnya. Platini pun kemudian menjalani
debutnya di Timnas Senior ketika Prancis melawan Cekoslovakia pada
sebuah pertandingan persahabatan.
Di
Olimpiade musim panas Montreal, Kanada di tahun 1976. Platini membawa
Prancis tampil memukau dengan mengalahkan Mexico dan Guatemala dengan
skor masing-masing 4-0, lalu seri 1-1 melawan Israel. Menjadi juara Grup
membawa Pranci lolos ke babak perempat final yang mengharuskan Platini
menghadapi Jerman Barat. Pada perempat, Prancis tampil anti klimaks
dengan hanya menyisakan 9 pemain ketika mengakhiri pertandingan dan
hasil 4-0 untuk kemenangan Jerman Barat.
Piala Dunia
Total 3 kali Platini tercatat mengikuti turnamen Piala Dunia (1978, 1982, 1986).
Pada
Piala Dunia pertamanya Platini hanya mencetak 1 gol dan gagal
meloloskan Prancis ke babak perdelapan final setelah gagal bersaing
dengan juara grup Itali dan tuan rumah Argentina yang pada akhirnya
memenangi turnamen Piala Dunia 1978.
Di Piala Dunia 1982 Platini dapat menunjukan kelas sebagai pemain bintang. Namun Prancis hanya mampu di bawa Platini hingga semifinal setelah dikalahkan Jerman Barat lewat adu pinalti
Di Piala Dunia 1986, Mexico sekali lagi Platini harus mengakui keunggulan Jerman Barat yang kembali mengalahkan Prancis di semifinal. Platini hanya mampu menempatkan Prancis di Juara ketiga setelah mengalahkan Belgia.
Setelah gagal di Piala Dunia 1986, Platini mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain sepakbola pada 29 April 198.
Pasca Pensiun
Setelah pensiun sebagai pemain, pada 1 November 1988 Platini ditunjuk mengantikan Henri Michel yang gagal membawa Prancis masuk ke putaran final 1990 di Italia. Sebagai Pelatih baru Timnas Prancis, di targetkan untuk meloloskan Prancis ke putaran final Piala Eropa 1992. Di babak kualifikasi Piala eropa, Prancis di bawah komando Platini tampil tidak terkalahkan selama 8 pertaningan baik kandang maupun tandang. Namun ketika di putaran finalnya, Platini gagal membawa prancis untuk lolos ke babak delapan besar.